Senin, 05 November 2012

Tanduk Rusa Dongkrak Stamina


Minggu, 23 Oktober 2005
Sistem pengobatan tradisional China sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Obat-obatan itu diramu tidak saja dari tumbuh-tumbuhan berkhasiat, tetapi ada pula dari bagian-bagian binatang dan tanaman. Salah satu bahan obat yang cukup terkenal adalah tanduk rusa.
Dr William Adi Teja, MMed, dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta, menyatakan, di China, tanduk rusa sejak zaman dulu telah kondang sebagai tonik kaisar. Kini tanduk rusa merupakan bagian dari obat tradisional China. Khasiatnya pun telah diakui di berbagai penjuru dunia.
Di Kalimantan Timur, tanduk rusa dimanfaatkan untuk meningkatkan vitalitas laki-laki. Di Kecamatan paser Penajam, Kaltim, rusa giat dibudidayakan. Selain dagingnya yang gurih dan rendah kolesterol, kulitnya pun bisa dijadikan bahan dasar kerajinan berkualitas tinggi. Menurut beberapa warga setempat tanduk rusa jantan bisa menjadi obat peningkat vitalitas yang dijual dengan harga mahal.
Di zaman Kekaisaraaan Roma Kuno, Plinius Secundus, lapisan beludru yang menutupi tanduk rusa sudah dikenal mengandung berbagai macam obat, diantaranya untuk mengatasi gangguan epilepsi.
Di Korea, tanduk rusa juga telah digunakan sejak 1800 tahun lalu dan dikenal sebagai simbol panjang umur serta vitalitas. Di Rusia pada abad XV bahan itu telah tenar sebagai tanduk emas karena memiliki nilai yang tinggi untuk kesehatan.
Di berbagai negara, tanduk rusa dikenal sebagai velvet antler (Inggris), lu rong (Cina), no gyong (Korea), dan rukujo (Jepang).
Velvet antler adalah tanduk rusa yang masih dalam masa pertumbuhan dan berbentuk tulang muda, memiliki lapisan beludru halus yang menutupi tanduk. Lapisan lembut itulah yang dikenal sebagai lumut atau bulu halus. Velvet antler dihasilkan oleh rusa jantan dan pertama kali terbentuk pada saat rusa jantan berusia 10 bulan.
Pertumbuhan velvet antler dimulai pada musim semi dan terbentuk sempurna dalam 6 minggu. Velvet antler merupakan jaringan hidup, memiliki aliran darah, terbungkus kulit, dan ditumbuhi rambut halus. Pada saat mencapai ukuran maksimal, velvet antler mengeras, suplai darah dan saraf terhenti, dan akhirnya terlepas atau copot.
Siklus itu berulang pada setiap musim semi. Jika diambil pada waktu yang tepat, sebelum mulai berubah menjadi tulang, seluruh bagian velvet antler dapat digunakan untuk tujuan pengobatan.
Tanduk rusa bentuknya besar dan bercabang (2-4 cabang). Panjang tanduk utama dapat mencapai 23-37 cm, dengan garis tengah sekitar 3 cm lebih. Warnanya hitam dan abu-abu, bulu biru abu-abu atau abu-abu kekuningan, bagian tengah kuning beras, berlubang seperti sarang lebah, bau agak amis dan rasanya asin.
Komposisi tanduk rusa adalah air 12,91 persen, bahan larut air 12 persen, bahan larut ethyl 1,16 persen, zat organik 60,44 persen, bahan larut alkohol 2,31 persen, serta bahan abu (Ca, P, Mg) 26,65 persen. Fungsinya dalam pengobatan tradisional adalah menghangatkan tubuh, memperkuat tubuh, menambah darah, meningkatkan daya pikir, memperkuat tulang, otot, dan kandungan, menghilangkan rasa capai, meredakan sakit kepala, gangguan pendengaran dan kencing batu.
Literatur lain menyebutkan tanduk rusa berfungsi membantu pertumbuhan anak, meningkatkan kemampuan motorik bayi, mengatasi gangguan kardiovaskular, membantu penyembuhan infeksi saluran pernapasan, mengobati diabetes melitus, menguatkan kekebalan tubuh. Tanduk rusa juga untuk mengobati kanker payudara serta mengatasi gangguan mestruasi dan menopause.
Ramuan tanduk rusa baik digunakan untuk mengatasi gangguan trombosit. Baik dikonsumsi mereka yang menjalani kemoterapi. Keberhasilan ramuan tanduk rusa untuk kasus kanker payudara mencapai 87 persen.
Namun, ramuan tanduk rusa tidak baik bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), paru-paru akut, hepatitis, influensaa, dan masuk angin.
Untuk mendapatkan tanduk rusa adalah dengan cara memotong atau menggergajinya. Bekas tanduk yang dipotong harus segera diberi obat luka, kemudian dibungkus dengan kertas minyak. Rusa yang sudah digergaji tanduknya dapat dilepas kembali. Pemotongan dapat dilakukan dua kali dalam setahun, yakni di bulan Mei dan Agustus.
Tanduk sebaiknya langsung diproses. Caranya, bersihkan kotoran yang melekat pada bulu tanduk dan sisa darah yang melekat.
Setelah itu masukkan ke dalam air mendidih 3-4 kali, setiap kali sekitar 15-20 detik, lalu ditiriskan. Cara ini dapat mengeluarkan darah yang masih ada dalam tanduk hingga bekas gergajinya mengeluarkan asap putih, bila dicium tak lagi bebau kuning telur.
Tanduk dikonsumsi setelah direbus, diblender, lalu dibuat bubuk. Dosis sehari bubuk tanduk rusa 1 hingga 3 graam. Bubuk tanduk rusa kering dapat duperoleh di Klinik Utomo Chinese Medical center, Jakarta. Harga satu gram Rp 5000-10.000.
Beberapa penelitian manfaat tanduk rusa, antara lain, berefek tonik. Di Rusia taduk rusa dikenal sebagai pantocrin (ekstral alkohol dari beludru rusa).
Pada tahun 1930-an Prof Albov menguji pantocrin untuk membantu tentara yang terluka akibat peperangan agar kembali sehat dan kuat. Peneliti Rusia lainnya, Dr Korobvov, menyebut ekstrak tanduk rusa berperan mempercepat proses penyembuhan alami tubuh dengan meningkatkan daya tahan terhadap pengaruh eksternal yang merugikan.
Selain itu untuk meningkatkan kemampuan otot. Penelitian dilakukan Dr Yudin dan Dobryakun dari Rusia terhadap 50 atlet yang mengikuti lomba lari. Kelompok atlet yang diberi pantocrin 30 menit sebelum pertandingan mencatat waktu lebih baik daripadaa kelompok yang diberi plasebo. Rata-rata kesehatan atlet meningkat setelah memakai pantocrin.
Penelitian selama sepuluh minggu terhadap 24 atlet di Otago University, Selandia Baru (1998), memperlihatkan, kelompok yang diberi ramuan terlihat mengalami kemajuan dibanding kelompok yang mendapatkan plasebo saat menjalani test kekuatan. Menariknya kekuatan ekstra itu ditemukan berasal dari aktivitas otot yang meningkat dan bukan dari ukuran otot yang sesunguhnya.
Tanduk rusa juga bisa mempercepat penyembuhan luka. Menurut Dr Alex Duarte, elemen-elemen seperti N-actyl-glucosamone, glycosaminoglycan, dan synociocytes yang terdapat di dalam tanduk rusa bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka. Penelitian di Jepang memperlihatkan, ekstrak tanduk rusa mempercepat pemyembuhan kerusakan jaringan urat saraf, luka, bisul, dan keluhan encok.
Selain itu, tanduk rusa untuk memperbaiki sirkulasi darah. Dr Lester Morrison mengamati chondroitin sulphate A pada tanduk rusaa bermanfaat untuk mengatasi gangguann penyumbatan pembuluh darah sehingga memperbaiki sirkulasi darah. Tanduk rusa juga bisa mengurangi risiko serangan jantung fatal dan stroke.
Tanduk rusa untuk menambah darah. Laporan dari Korea (pada kelinci percobaan) meningkatkan jumlah eritrosit dan merangsang sintesi sel darah merah. Tanduk rusa meningkatkan serum eritrosit, hemoglobin, leukosit, dan retikolosit serta meningkatkan percepatan peremajaan sel melalui kandungan ectosaponin.
Yang tak kalah penting adalah tanduk rusa untuk meningkatkan potensi seksual. Di Rusia, pantocrin telah digunakan secara luas untuk penderita ketidakmampuan seksual (impotensi dan gangguan fungsi seksual umumnya). Memberi efek androgonik dan gonadotropik, artinya membantu mengatur aktivitas organ seks.
Serangkaian penelitian oleh Pavlenko (1969) menunjukkan pantocrin mengandung bahan biologis aktif, baik pada jenis organ seks pria maupun wanita. Fulder menyatakan, pantocrin berguna mengatasi maslaah biologis serta nyeri pada tulang sendi. Beberapa wanita yang sudah memasuki masa menopause yang diobati dengan cara ini bahkan mendapat menstruasi lagi.
Selain itu, tanduk rusa untuk mengatasi efek penuaan. Jurnal Chemical and Pharmaceutical Bulletin 36 tahun 1998 menyebutkan, ekstrak tanduk rusa meningkatkan kadar testosteron pada tikus jantan sekaligus menurunkan kadar enzim yang berhubungan dengan proses penuaan. (Tri Wahyuni)