Minggu, 23 Oktober 2005
Sistem pengobatan tradisional China sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Obat-obatan itu diramu tidak saja dari tumbuh-tumbuhan berkhasiat, tetapi ada pula dari bagian-bagian binatang dan tanaman. Salah satu bahan obat yang cukup terkenal adalah tanduk rusa.
Dr William Adi Teja, MMed, dari Klinik Utomo Chinese Medical Center,
Jakarta, menyatakan, di China, tanduk rusa sejak zaman dulu telah
kondang sebagai tonik kaisar. Kini tanduk rusa merupakan bagian dari
obat tradisional China. Khasiatnya pun telah diakui di berbagai penjuru
dunia.
Di Kalimantan Timur, tanduk rusa dimanfaatkan untuk meningkatkan
vitalitas laki-laki. Di Kecamatan paser Penajam, Kaltim, rusa giat
dibudidayakan. Selain dagingnya yang gurih dan rendah kolesterol,
kulitnya pun bisa dijadikan bahan dasar kerajinan berkualitas tinggi.
Menurut beberapa warga setempat tanduk rusa jantan bisa menjadi obat
peningkat vitalitas yang dijual dengan harga mahal.
Di zaman Kekaisaraaan Roma Kuno, Plinius Secundus, lapisan beludru yang
menutupi tanduk rusa sudah dikenal mengandung berbagai macam obat,
diantaranya untuk mengatasi gangguan epilepsi.
Di Korea, tanduk rusa juga telah digunakan sejak 1800 tahun lalu dan
dikenal sebagai simbol panjang umur serta vitalitas. Di Rusia pada abad
XV bahan itu telah tenar sebagai tanduk emas karena memiliki nilai yang
tinggi untuk kesehatan.
Di berbagai negara, tanduk rusa dikenal sebagai velvet antler (Inggris), lu rong (Cina), no gyong (Korea), dan rukujo (Jepang).
Velvet antler adalah tanduk rusa yang masih dalam masa pertumbuhan dan
berbentuk tulang muda, memiliki lapisan beludru halus yang menutupi
tanduk. Lapisan lembut itulah yang dikenal sebagai lumut atau bulu
halus. Velvet antler dihasilkan oleh rusa jantan dan pertama kali
terbentuk pada saat rusa jantan berusia 10 bulan.
Pertumbuhan velvet antler dimulai pada musim semi dan terbentuk
sempurna dalam 6 minggu. Velvet antler merupakan jaringan hidup,
memiliki aliran darah, terbungkus kulit, dan ditumbuhi rambut halus.
Pada saat mencapai ukuran maksimal, velvet antler mengeras, suplai darah
dan saraf terhenti, dan akhirnya terlepas atau copot.
Siklus itu berulang pada setiap musim semi. Jika diambil pada waktu
yang tepat, sebelum mulai berubah menjadi tulang, seluruh bagian velvet
antler dapat digunakan untuk tujuan pengobatan.
Tanduk rusa bentuknya besar dan bercabang (2-4 cabang). Panjang tanduk
utama dapat mencapai 23-37 cm, dengan garis tengah sekitar 3 cm lebih.
Warnanya hitam dan abu-abu, bulu biru abu-abu atau abu-abu kekuningan,
bagian tengah kuning beras, berlubang seperti sarang lebah, bau agak
amis dan rasanya asin.
Komposisi tanduk rusa adalah air 12,91 persen, bahan larut air 12
persen, bahan larut ethyl 1,16 persen, zat organik 60,44 persen, bahan
larut alkohol 2,31 persen, serta bahan abu (Ca, P, Mg) 26,65 persen.
Fungsinya dalam pengobatan tradisional adalah menghangatkan tubuh,
memperkuat tubuh, menambah darah, meningkatkan daya pikir, memperkuat
tulang, otot, dan kandungan, menghilangkan rasa capai, meredakan sakit
kepala, gangguan pendengaran dan kencing batu.
Literatur lain menyebutkan tanduk rusa berfungsi membantu pertumbuhan
anak, meningkatkan kemampuan motorik bayi, mengatasi gangguan
kardiovaskular, membantu penyembuhan infeksi saluran pernapasan,
mengobati diabetes melitus, menguatkan kekebalan tubuh. Tanduk rusa juga
untuk mengobati kanker payudara serta mengatasi gangguan mestruasi dan
menopause.
Ramuan tanduk rusa baik digunakan untuk mengatasi gangguan trombosit.
Baik dikonsumsi mereka yang menjalani kemoterapi. Keberhasilan ramuan
tanduk rusa untuk kasus kanker payudara mencapai 87 persen.
Namun, ramuan tanduk rusa tidak baik bagi penderita hipertensi (tekanan
darah tinggi), paru-paru akut, hepatitis, influensaa, dan masuk angin.
Untuk mendapatkan tanduk rusa adalah dengan cara memotong atau
menggergajinya. Bekas tanduk yang dipotong harus segera diberi obat
luka, kemudian dibungkus dengan kertas minyak. Rusa yang sudah digergaji
tanduknya dapat dilepas kembali. Pemotongan dapat dilakukan dua kali
dalam setahun, yakni di bulan Mei dan Agustus.
Tanduk sebaiknya langsung diproses. Caranya, bersihkan kotoran yang melekat pada bulu tanduk dan sisa darah yang melekat.
Setelah itu masukkan ke dalam air mendidih 3-4 kali, setiap kali
sekitar 15-20 detik, lalu ditiriskan. Cara ini dapat mengeluarkan darah
yang masih ada dalam tanduk hingga bekas gergajinya mengeluarkan asap
putih, bila dicium tak lagi bebau kuning telur.
Tanduk dikonsumsi setelah direbus, diblender, lalu dibuat bubuk. Dosis
sehari bubuk tanduk rusa 1 hingga 3 graam. Bubuk tanduk rusa kering
dapat duperoleh di Klinik Utomo Chinese Medical center, Jakarta. Harga
satu gram Rp 5000-10.000.
Beberapa penelitian manfaat tanduk rusa, antara lain, berefek tonik. Di
Rusia taduk rusa dikenal sebagai pantocrin (ekstral alkohol dari
beludru rusa).
Pada tahun 1930-an Prof Albov menguji pantocrin untuk membantu tentara
yang terluka akibat peperangan agar kembali sehat dan kuat. Peneliti
Rusia lainnya, Dr Korobvov, menyebut ekstrak tanduk rusa berperan
mempercepat proses penyembuhan alami tubuh dengan meningkatkan daya
tahan terhadap pengaruh eksternal yang merugikan.
Selain itu untuk meningkatkan kemampuan otot. Penelitian dilakukan Dr
Yudin dan Dobryakun dari Rusia terhadap 50 atlet yang mengikuti lomba
lari. Kelompok atlet yang diberi pantocrin 30 menit sebelum pertandingan
mencatat waktu lebih baik daripadaa kelompok yang diberi plasebo.
Rata-rata kesehatan atlet meningkat setelah memakai pantocrin.
Penelitian selama sepuluh minggu terhadap 24 atlet di Otago University,
Selandia Baru (1998), memperlihatkan, kelompok yang diberi ramuan
terlihat mengalami kemajuan dibanding kelompok yang mendapatkan plasebo
saat menjalani test kekuatan. Menariknya kekuatan ekstra itu ditemukan
berasal dari aktivitas otot yang meningkat dan bukan dari ukuran otot
yang sesunguhnya.
Tanduk rusa juga bisa mempercepat penyembuhan luka. Menurut Dr Alex
Duarte, elemen-elemen seperti N-actyl-glucosamone, glycosaminoglycan,
dan synociocytes yang terdapat di dalam tanduk rusa bermanfaat untuk
mempercepat penyembuhan luka. Penelitian di Jepang memperlihatkan,
ekstrak tanduk rusa mempercepat pemyembuhan kerusakan jaringan urat
saraf, luka, bisul, dan keluhan encok.
Selain itu, tanduk rusa untuk memperbaiki sirkulasi darah. Dr Lester
Morrison mengamati chondroitin sulphate A pada tanduk rusaa bermanfaat
untuk mengatasi gangguann penyumbatan pembuluh darah sehingga
memperbaiki sirkulasi darah. Tanduk rusa juga bisa mengurangi risiko
serangan jantung fatal dan stroke.
Tanduk rusa untuk menambah darah. Laporan dari Korea (pada kelinci
percobaan) meningkatkan jumlah eritrosit dan merangsang sintesi sel
darah merah. Tanduk rusa meningkatkan serum eritrosit, hemoglobin,
leukosit, dan retikolosit serta meningkatkan percepatan peremajaan sel
melalui kandungan ectosaponin.
Yang tak kalah penting adalah tanduk rusa untuk meningkatkan potensi
seksual. Di Rusia, pantocrin telah digunakan secara luas untuk penderita
ketidakmampuan seksual (impotensi dan gangguan fungsi seksual umumnya).
Memberi efek androgonik dan gonadotropik, artinya membantu mengatur
aktivitas organ seks.
Serangkaian penelitian oleh Pavlenko (1969) menunjukkan pantocrin
mengandung bahan biologis aktif, baik pada jenis organ seks pria maupun
wanita. Fulder menyatakan, pantocrin berguna mengatasi maslaah biologis
serta nyeri pada tulang sendi. Beberapa wanita yang sudah memasuki masa
menopause yang diobati dengan cara ini bahkan mendapat menstruasi lagi.
Selain itu, tanduk rusa untuk mengatasi efek penuaan. Jurnal Chemical
and Pharmaceutical Bulletin 36 tahun 1998 menyebutkan, ekstrak tanduk
rusa meningkatkan kadar testosteron pada tikus jantan sekaligus
menurunkan kadar enzim yang berhubungan dengan proses penuaan. (Tri
Wahyuni)
Sistem pengobatan tradisional China sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Obat-obatan itu diramu tidak saja dari tumbuh-tumbuhan berkhasiat, tetapi ada pula dari bagian-bagian binatang dan tanaman. Salah satu bahan obat yang cukup terkenal adalah tanduk rusa.